Lambatnya Pencairan Dana Pembinaan Atlet

Iklan Semua Halaman

.

Lambatnya Pencairan Dana Pembinaan Atlet

Minggu, 25 November 2018

Ini Penjelasan KONI Kota Bima


Kota Bima, Fajar Media Bima.Com.- Dari hasil monitoring pengurus KONI Kota Bima pada seluruh Cabang Olahraga (Cabor) selaku peserta Pekan Olahraga Provinsi (POR PROV) NTB Ke-X Tahun 2018, offisiel/pelatih dan atlet rata-rata mengeluhkan keterlambatan pencairan anggaran pembinaan bagi team POR PROV Kota Bima yang digunakan untuk biaya penganti transportasi, gizi dan suplemen makanan.

Menindak lanjuti hal tersebut, KONI Kota Bima mengelar rapat koordinasi di Gedung Seni Budaya (GSB) Kota Bima Sabtu (24/11/2018) siang, Ketua Pelaksana PRO PROV NTB Ke-X Kota Bima Drs. H. Mukhtar Landa, MH (Sekretaris Daerah) didampingi Ketua KONI Kota Bima Feri Sofiyan, SH juga menghadirkan Kepala Satuan Perangkat Kepala Daerah (SKPD) sebagai bapak asuh cabor. Seperti diketahui Walikota Bima Muhammad Lutfi, SE menerbitkan SK Nomor 654 Tahun 2018 tentang penugasan kepala dinas, badan dan instansi diluar pemerintah sebagai bapak asuh dari cabor peserta POR PROV NTB Tahun 2018.

Sekretaris KONI Kota Bima Drs. H. Alwi Yasin, M.Ap pada saat pendaftaran team (Offisiel/Pelatih/Atlet) pada data entry by name dan by nomber tercatat sebanyak 484 orang total kontingen Kota Bima, tapi setelah diferivikasi oleh KONI NTB, jumlahnya berkurang sehingga menjadi 479 orang saja dan jumlah ini Kota Bima masih di urutan pertama dengan jumlah kontingen terbanyak se NTB. Pengurangan dan penghapusan sejumlah nama atlet dari Kota Bima oleh KONI NTB, karena terkait persyaratan umur. Pasalnya, umur atlet Kota Bima ada yang berumur 14 – 16 Tahun, sedangkan dalam aturan harus berumur 17 Tahun keatas, selanjutnya pengurangan tersebut di akibatkan kesertaan cabor. Maksudnya salah satu nomor atau kategori pada setiap cabor hanya di ikuti oleh dua peserta (Kontingen Kabupaten/Kota), sedangkan dalam aturannya harus diikuti oleh empat kontingen, dan terakhir yakni cabor tidak menggunakan batas umur, yaitu cabor Catur dan Bridge.

“POR PROV kali ini berbeda dengan sebelumnya, setiap kontingen dihitung per hari setiap person teamnya. Maksudnya, kalau kontingen atau cabor kalah dipertandingan, maka pada hari itu juga dipulangkan dari penginapan menuju daerahnya masing-masing. Begitupun tanggal keberangkatan mengikuti jadwal yang dikeluarkan oleh KONI NTB, jadi apabila kontingen hadir sebelum jadwal yang ditentukan, maka menjadi tanggung jawab pribadi dan bukan tanggungan panitia pelaksana,” jelas Kadis Dikbud Kota Bima itu.

Sementara itu, Ketua KONI Kota Bima, Feri Sofiyan, SH menjelaskan, terlambatnya pencairan dana pembinaan ini bukan karena sengaja, akan tetapi SK panitia baru ditanda tangani dan alokasi dana KONI untuk POR PROV masih sedikit, sehingga solusinya Walikota Bima menujuk kepala SKPD sebagai bapak asuh cabor. “POR PROV bukan segala-galanya dengan mengeluarkan energi negatif, kalau ada jangal, mari kita duduk bersama untuk musyawarah dan mufakat. POR PROV ini juga merupakan ajang silahturahim bagi kalangan olahragawan ditingkat provinsi,” jelas Wakil Walikota Bima.

Aba Feri (Sapaan akrabnya) juga  mengharapkan agar offisiel dan pelatih tidak lagi membanting kursi, dan menunjuk wasit-juru ketika atlet kita kalah, akan tetapi kita harus tunjukan sportivitas dan diharapkan kontingen Kota Bima adalah team yang menjadi contoh bagi kontingen kota dan kabupaten lain.

Terkait penempatan Pantai Kute Kabupaten Lombok Tenggah (Loteng) sebagai tempat upacara pembukaan dan penutupan POR PROV X/2018, provinsi NTB bertujuan untuk membangkitkan daerah pariwisata sekaligus menyampaikan pada dunia, bahwa Pulau  Lombok aman untuk didatangi, walaupun Lombok belum lama ini dilanda bencana gempa bumi dalam kurung waktu yang lama. (F-02)