Rupiah Tertekan Pasca Lebaran, Bank Mandiri Turut Jaga Stabilitas

Iklan Semua Halaman

.

Rupiah Tertekan Pasca Lebaran, Bank Mandiri Turut Jaga Stabilitas

Selasa, 16 April 2024


Ket : Poce Komang Santhi Asra, 
Kepala Bank Mandiri KCP Bima Raba. 
Foto Ist. 

 

Kota Bima, Fajar Media. Com, - Komang Santhi Asra, Pimpinan Kepala Bank Mandiri KCP Bima Raba, Menyampaikan Bahwa, Tangal 17 April 2024 - Lebaran tahun ini meninggalkan jejak pada Rupiah, yang menunjukkan tren pelemahan. Pada 16 April 2024, Rupiah ditutup pada level 16.150 per USD, menandakan pelemahan 4,9% year to date.


"Pelemahan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal dan domestik," ungkap Komang Santhi Arsa, Branch Manager Bank Mandiri Bima Raba. Kata Komang, 


Komang Juga Menjelaskan, Sekarang Faktor eksternal utama yang memengaruhi Rupiah adalah penguatan dolar AS. Hal ini didorong oleh data ekonomi AS yang membaik, seperti: Pertumbuhan PDB yang diprediksi lebih baik di tahun 2024, Tingkat pengangguran yang turun menjadi 3,8% di Maret 2024, Lonjakan penjualan ritel 0,7% di bulan yang sama. Spekulasi pasar terkait kebijakan suku bunga The Fed yang masih hawkish juga turut memperkuat dolar AS.


Faktor eksternal lainnya adalah inflasi global yang masih tinggi, dengan indeks harga PCE (pengeluaran konsumsi personal) AS mencapai 2,5% (yoy) di Februari 2024 dan inflasi CPI AS mencapai 3,5% di Maret 2024. Ketegangan geopolitik di Timur Tengah juga menambah tekanan pada Rupiah, karena dapat mengganggu sistem pasokan, meningkatkan biaya makanan dan energi, serta memperlambat penurunan inflasi global.Jelasnya 


Komang Juga menyampaikan, Di sisi domestik, beberapa faktor yang turut memicu pelemahan Rupiah adalah: Defisit neraca perdagangan, Tingginya inflasi, serta Ketidakstabilan politik dan sosial. 


Untuk menangkal pelemahan Rupiah, pemerintah dan Bank Indonesia telah melakukan berbagai langkah, seperti: Mengoptimalkan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN), Surat Berharga Variable Rate (SVB), dan Surat Berharga Variable Rate Islamic (SVBI), Meningkatkan kolaborasi global dengan otoritas negara mitra dan bank sentral, Mendorong pertumbuhan ekonomi domestic, dan Menjaga inflasi agar tetap rendah. 


Sebagai salah satu bank BUMN terdepan, Bank Mandiri turut berkontribusi dalam menjaga stabilitas Rupiah melalui berbagai langkah, seperti: Meningkatkan layanan QRIS antar negara dan Transaksi Mata Uang Lokal (LCT), Mempermudah transaksi bagi diaspora Indonesia di luar negeri melalui Livin' by Mandiri.


Menanggapi pelemahan nilai tukar Rupiah, Branch Manager Bank Mandiri Bima Raba, Komang Santhi Arsa, menghimbau masyarakat dan diaspora Indonesia, khususnya di Kota dan Kabupaten Bima, untuk memanfaatkan layanan Livin' by Mandiri. Layanan ini memungkinkan transaksi QRIS di negara-negara ASEAN seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand.


Lebih lanjut, Komang Santhi Arsa menekankan pentingnya memprioritaskan penggunaan Rupiah untuk semua transaksi dalam negeri. Hal ini merupakan langkah krusial dalam mendukung stabilitas nilai tukar Rupiah dan menguatkan perekonomian nasional.


Dengan upaya bersama dari pemerintah, Perbankan, dan masyarakat, diharapkan Rupiah dapat kembali menguat dan perekonomian Indonesia dapat terus bertumbuh. Tutup Komang. (Red)