Oknum Manajer Satuan Pendidikan Terjerat Asusila, Amir PKS Ikut Prihatin

Iklan Semua Halaman

.

Oknum Manajer Satuan Pendidikan Terjerat Asusila, Amir PKS Ikut Prihatin

Sabtu, 30 Mei 2020
Foto Amir Syarifudin Anggota Komisi I DPRD Kota Bima,  Utusan Fraksi PKS.
Kota Bima,  Fajar Media Bima. Com - Maraknya perbuatan asusila yang menjerat sejumlah oknum Kepala Sekolah (Kepsek) di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Bima seperti yang diberitakan media ini sebelumnya, merupakan masalah yang sangat serius dan seharusnya tidak mengalami pembiaran demi pembiaran.

Berbagai pandangan dan opini telah dikemukakan oleh berbagai pihak dan salah satunya adalah Amir Syarifuddin, SHI, seorang anggota Komisi I DPRD Kota Bima yang antara lain menangani Bidang Pendidikan.

Berikut ini adalah hasil wawancaranya: pagi itu, Sabtu, 30 Mei 2020 jam 10:30 Wita di kediamannya Amir Syarifudin yang sederhana nan sejuk, wartawan ini disambut dengan hangat dan penuh kekeluargaan.

Amir sapaan akrabnya,  sangat begitu concern dan penuh lugas ketika dimintakan tanggapan tentang kasus asusila yang terjadi di Dunia Pendidikan Kota Bima dan sangat diduga dilakukan oleh sejumlah oknum Kepsek. “Apa pendapat pak Amir tentang maraknya perbuatan asusila yang diduga dilakukan oleh sejumlah oknum kepsek..?," tanya wartawan ini.

Amir, utusan Partai Keadilan dan Sejahtera (PKS) mengatakan,  " ini Aib yang sangat memalukan dan bencana besar bagi dunia pendidikan dan semestinya oknum kepsek yang diduga sebagai pelaku asusila seperti itu tidak pantas untuk dipromosikan dan lebih-lebih diangkat menjadi seorang pimpinan disatuan pendidikan (Kepsek,  red) katanya".

Apalagi diantara mereka sebagaimana diberitakan oleh media ini sebelumnya patut diduga terindentifikasi telah melakukan kawin cerai dan berzinah atau selingkuh dengan isteri orang lain maupun dengan suami orang lain. Harapan apa yang bisa diharapkan dari pejabat seperti itu?.

 "Nilai dan norma apa yang bisa diinternalisasikan di sekolah manakala seorang kepsek selaku Manajer mempertontonkan penyimpangan dan pelecehan terhadap martabat, adab dan tata nilai social kemasyarakatan," ujarnya.

Selain itu juga,  kasihan pada peserta didik, kasihan para tetua dan founding fathers kita misalnya Ki Hajar Dewantara yang telah merintis dan berjuang untuk mencerdaskan bangsa ini. "Saya masih ingat betul semboyan dan motto beliau yaitu,  ing ngarso sung tulodo,  Ing Madya Mangun Karso, dan Tut Wuri Handayani," paparnya.

Disamping itu, kita selaku orang Bima semestinya menjunjung tinggi falsafah kehidupan yang telah bertahun-tahun di anut dan merupakan warisan (Inheritance) leluhur kita yaitu Nggusu Waru, terangnya.

Kata, Alumnus SDN 5 Kota Bima, SMPN 1 Kota Bima dan SMAN 1 Kota Angkatan 1989/1990 ini, dirinya sudah sering mendapatkan laporan dari keluarga korban (Seorang ibu rumah tangga yang diduga diselingkuhi oleh salah satu oknum kepsek di Kota Bima ini). "Maksudnya, ibu rumah tangga itu kini meninggalkan suami dan anaknya,  nah pertanyaan saya pribadi,  bagaimana nasib masa depan anak-anaknya nanti ketika benar-benar orang tuanya bercerai dan apakah mau oknum kepsek itu kawin lagi dan harus meninggalkan istrinya lagi atau pilih berpoligami", wallahu alam bisawad, cetusnya.

"Seharusnya walikota Bima selaku The Main Decision Maker haruslah memiliki komitmen dan konsistensi yang teguh akan pemberantasan kasus asusila yang menimpa oknum ASN lingkup pemkot Bima, sebagaimana janji yang telah disampaikannya pada saat mutasi dan rotasi pada Tanggal 30 Januari 2020 lalu,  yaitu jika ada ASN dan pejabat yang dilantik hari ini terbukti melakukan perbuatan asusila dengan mengganggu istri orang lain maupun mengganggu suami orang lain,  maka saya (HM. Lutfi, red) akan mencopotnya.

Berpijak dari pernyataan tersebut, semestinya saudara Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE, tidak hanya mencopot mantan oknum Lurah dan oknum Kepala TK saja, tetapi juga oknum lqkepsek lainnya yang diduga kuat melakukan perbuatan asusila yang sama pula.

Oleh karena itu, sebagai wakil rakyat yang menangani pendidikan, saya meminta kepada saudara walikota untuk mencopot sejumlah oknum Kepsek yang diduga kuat terlibat dalam perbuatan asusila.
Kedua, dinas dikbud Kota Bima dan jajarannya haruslah melakukan Monitoring dan Evaluasi (Monev) terhadap kinerja kepsek. Hasil Monev tersebut dapat dijadikan parameter atau Scientific Evidence untuk melakukan Evaluasi Kinerja (Evakin) terhadap kepsek. 

Hasil tersebut dapat juga dijadikan referensi untuk membuat Telaah dan input kepada Walikota guna melakukan promosi dan demosi terhadap seorang kepsek.

Ketiga, sebagai seorang muslim, marilah kita terus melakukan muhasabah secara perlahan-lahan tetapi kontinyu untuk merasa takut dan malu berbuat dosa dan salah baik terhadap sesama lebih-lebih kepada sang khaliq, Allah SWT, beber Amir.

Pada akhir wawancara tepatnya didepan pintu gerbang rumahnya, anggota dewan yang sopan, ramah dan penuh kharismatik ini dengan lembut berpesan sebarkanlah kebaikan walau itu pahit dan setitik serta patuhilah himbauan pemerintah untuk tetap jaga social distancing, hindari kerumunan dan buatlah Kota Bima yang kondusif dan nyaman selalu. Terima kasih,  pintanya sekaligus mengakhiri wawancara khusus itu.(F. 02)