MUTU PENDIDIKAN MEMBUTUHKAN GURU PROFESIONAL DAN BERKARAKTER

Iklan Semua Halaman

.

MUTU PENDIDIKAN MEMBUTUHKAN GURU PROFESIONAL DAN BERKARAKTER

Senin, 02 Desember 2019
(Oleh Drs.Safruddin, Kepala SMKN 01 Kota Bima)
Kota Bima, Fajar Media Bima
com,- Peningkatan mutu pendidikan membutuhkan kerjasama terpadu antar seluruh  stakeholders pendidikan. Elemen pendorong terbesar adalah terletak pada aspek sumber daya manusia pengajar atau guru. Eksistensi guru sangat menentukan masa depan bangsa, maju mundurnya suatu bangsa, ingin seperti apa bangsa dimasa mendatang di tangan gurulah jawabannya.

Lahirnya generasi cerdas, berakhlak mulia tidak terlepas dari peran seorang guru. Karena itu profesi guru tidak boleh di abaikan. Guru adalah profesi penting dan terhormat dan sangat menentukan. Mengabaikan posisi guru sama artinya menghancurkan masa depan bangsa.

Bagaimana halnya dengan guru kita dewasa ini, mampukah mereka memenuhi harapan bangsa. menciptakan generasi yang berkualitas, berakarakter cinta tanah air bela negara yang pada akhirnya dapat mewujudkan impian pendahulu negeri ini menjadi bangsa yang aman nyaman adil dan makmur, akan tetapi telah lebih setengah abad, bangsa ini berada di era reformasi, berharap kita pada kehidupan yang lebih baik, justru sebaliknya yang terjadi, persoalan bangsa semakin komplek. Kecelakaan dunia pendidikan sering menjadi konsumsi publik setiap hari.

Perkelahian antar pelajar, guru menendang atau memukul murid, murid memukul guru bahkan orang tua juga ikut main hakim terhadap guru, pergaulan remaja semakin bebas, pornografi sudah menjangkau anak dibawah umur dan di samping itu ketidakjujuran semakin mewarnai praktik pendidikan.

Kita menjadi bangsa pelupa bahwa betapa pentingnya suatu bangsa memiliki guru yang benar-benar berkualitas, profesional dan berkarakter sehingga profesinya benar-benar tehormat dimata pemerintah dan masyarakat dan pada akhirnya akan lahir patriot-patriot bangsa dimasa mendatang.
Saat ini menjadi guru itu tidak hanya profesional, tetapi juga harus berkarakter. Sebab guru yang berkarakter akan mampu menularkan karakter yang baik kepada para peserta didiknya.

Guru yang profesional yaitu guru yang mampu melaksanakan tugasnya sesuai dengan keahliannya secara maksimal dengan penuh tanggung jawab. Guru harus mampu membina, mendidik dan mengajar secara profesional. Dengan kandungan demikian itu maka suatu profesi benar-benar harus dipersiapkan dan dibina dengan sebaik-baiknya. Agar benar-benar menjadi profesi yang bermartabat.

Untuk menjadi profesional dalam bidang seseorang harus menguasai dan memenuhi unsur trilogi profesi, yaitu : (1) komponen dasar keilmuan, (2) komponen substasnsi profesi dan (3) komponen praktik profesi. Sebagai profesi pendidik komponen dasar keilmuan yang perlu dimiliki adalah ilmu pendidikan, komponen substansi profesi adalah belajar dan pembelajaran dengan substansi pendidikan. Sedangkan komponen praktik profesi adalah praktik pembelajaran dengan substansi pendidikan.

Guru profesional adalah guru yang memiliki empat kompetensi yang meliputi.
1). Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman guru terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya

2). Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

 3). Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar, 4).

Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap stuktur dan metodologi keilmuannya. Keempat kompetensi tersebut di atas bersifat holistik dan integratif dalam kinerja guru.

Oleh karena itu, secara utuh sosok kompetensi guru meliputi (a) pengenalan peserta didik secara mendalam; (b) penguasaan bidang studi baik disiplin ilmu (disciplinary content) maupun bahan ajar dalam kurikulum sekolah (c) penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik yang meliputi perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi proses dan hasil belajar, serta tindak lanjut untuk perbaikan dan pengayaan; dan (d) pengembangan kepribadian dan profesionalitas secara berkelanjutan. Guru yang memiliki kompetensi akan dapat melaksanakan tugasnya secara profesional.

Disisi lain, guru berkarakter adalah mampu menjadikan tauladan yang baik untuk anak didiknya sehingga peserta didik menjadi orang-orang yang memilki karakter yang baik pula. Karakter seorang guru  bercirikan unik, memberdayakan dan menginspirasi  dalam 4 ranah olah pikir, olah rasa dan karsa, olah hati dan olah raga.

Olah pikir yaitu  cerdas, kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu, berpikir terbuka, produktif, berorientasi Ipteks, dan reflektif.  Olah hati meliputi beriman dan bertakwa, jujur, amanah, adil, bertanggung jawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah, rela berkorban, dan berjiwa patriotik.

Olah rasa dan karsa terdiri dari  ramah, saling menghargai, toleran, peduli,  suka menolong, gotong royong, nasionalis, kosmopolit, mengutamakan kepentingan umum,  bangga menggunakan bahasa dan produk Indonesia, dinamis, kerja keras, dan beretos kerja.

Sedangkan Olah raga meliputi bersih dan sehat, disiplin, sportif, tangguh, andal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif, determinatif, kompetitif, ceria, dan gigih. Upaya  implementasi pendidikan karakter di sekolah, tentu tidak lepas dari peran guru. Berdasarkan kajian teoritis diyakini bahwa keberhasilan pendidikan karakter salah satunya diwarnai oleh  faktor guru itu sendiri.

Guru  yang  bermutu terlihat dari  8 ciri yaitu: menunjukkan seperangkat kompetensi sesuai dengan standar yang berlaku, mampu bekerja dengan menerapkan prinsip-prinsip keilmuan dan teknologi dalam memberikan layanan seorang ahli, mematuhi kode etik profesi guru, bekerja dengan penuh dedikasi.

Menurut Dr. Uhar Suharsaputra, dalam bukunya yang  berjudul “ Menjadi Guru Berkarakter” menyebutkan bahwa : “Seorang guru adalah seorang yang telah menyerahkan dirinya dalam organisasi sekolah, dia tidak bisa melakukan tindakan dan berperilaku sesuai keinginan sendiri, tetapi harus dapat menyesuaikan diri dengan peran dan tugasnya sesuai peran dan tuntutan tugas serta aturan organisasi yang menjadi kewajiban bagi seorang guru, oleh karena itu kita, guru  harus tahu aturan, bersedia diatur, dan bisa mengatur.

Tahu aturan bermakna memahami bagaimana mekanisme kerja organisasi, dengan pemahaman itu maka seorang guru harus mau dan bisa diatur sesuai dengan mekanisme yang berlaku, serta harus bisa mengatur dalam arti mengelola secara optimal apa yang menjadi peran dan tugasnya dalam organisasi sekolah”.

Adapun hubungan guru dengan peserta didik lebih lanjut dikatakan : Guru adalah pelayan mereka untuk mengantarnya pada masa depan yang lebih baik dalam hidup dan kehidupan, dalam ketidakpastian masa depan yang mungkin sedikit dapat dipastikan.

Peserta didik adalah manusia utuh, maka terimalah dia apa adanya. Peserta didik adalah individu yang utuh dengan keseluruhan sikap, prilaku, kepribadian serta latar belakang sosial budayanya. Kita tidak bergaul, berinteraksi dengan salah satu aspeknya saja tetapi dengan keseluruhannya.

Kesadaran dan kerelaan menerima kenyataan bahwa interaksi dengan peserta didik sebagai suatu keseluruhan akan menumbuhkan perhatian (concern), rasa peduli (caring), rasa berbagi (sharing), dan kebaikan yang tulus (kindness).

Merenungkan uraian ini maka dapat disimpulkan bahwa guru yang profesional dan berkarakter adalah guru yang mampu dan mau menjalankan tugasnya secara baik dan menginternalisasikan nilai-nilai positif kepada peserta didiknya.
Menjadi guru berkarakter adalah orang yang siap untuk terus menerus meninjau arah hidup dan kehidupannya serta menjadikan profesi guru sebagai suatu kesadaran akan panggilan hidup. Guru berkarakter senantiasa berusaha dan berjuang mengembangkan aneka potensi  kecerdasan yang dimilikinya.

Mereka menyadari peran dan fungsi sesungguhnya sebagai seorang guru, mereka akan berusaha hijrah dari teaching menuju learning, perannya tidak hanya sekedar transfer of knowledge melainkan adalah sosok yang digugu dan ditiru peseta didik.

Pribahasa mengatakan Guru kencing berdiri murid kencing berlari, Prinsip-prinsip keteladanan akan selalu menjadi konsentrasi perhatian. Keteladanan bagi seorang pendidik, apapun mata pelajaran yang diajarkannya Sebagai seorang guru, ia harus bisa menjadi teladan bagi peserta didiknya.

Ia harus bisa menjadi teladan dalam hal apapun, seperti dalam penguasaan materi yang dia ajarkan, dan menjadi teladan dalam berbicara, dan sebagainya. Dia harus bisa datang mengajar tepat waktu. Dalam menghadapi peserta didik yang bermasalah dia menggunakan pendekatan-pendekatan yang bersifat mendidik terhadap peserta didiknya, dan sebagainya.

Masalah fundamental dalam pendidikan saat ini adalah bagaimana membangun kembali tatanan pendidikan kita yang mengarahkan pada upaya-upaya untuk menanamkan nilai-nilai atau atribut karakter baik dalam diri peserta didik termasuk di dalamnya dimensi moralitas dan etika. Pendidikan yang berbasis pada pembinaan karakter seharusnya menjadi konsen kita bersama saat ini.

Untuk mendukung substansi ini maka guru haruslah profesional dan berkarakter agar mampu menularkan dalam diri peserta didik. Menghadapi era globalisasi dan kemajuan teknologi yang pesat serta semakin terbukanya komunikasi antar bangsa dan menuntut sumber daya manusia yang memiliki karakter kuat.

Salah satu poin penting dari tugas pendidikan adalah membangun karakter (character building) anak didik. Karakter merupakan standar- standar batin yang terimplementasikan dalam berbagai kualitas diri.

Karakter diri dilandasi nilai-nilai serta cara berpikir berdasarkan nilai-nilai tersebut dan terwujud di dalam perilaku. Bentuk-bentuk karakter yang dikembangkan telah dirumuskan secara berbeda. Pada intinya bentuk karakter apapun yang dirumuskan tetap harus berlandaskan pada nilai-nilai universal.

Oleh karena itu, pendidikan yang mengembangkan karakter adalah bentuk pendidikan yang bisa membantu mengembangkan sikap etika, moral dan tanggung jawab, memberikan kasih saying kepada anak didik dengan menunjukkan dan mengajarkan karakter yang bagus.

Hal itu merupakan usaha intensional dan proaktif dari sekolah, masyarakat dan negara untuk mengisi pola pikir dasar anak didik, yaitu nilai-nilai etika seperti menghargai diri sendiri dan orang lain, sikap bertanggung jawab, integritas dan disiplin diri.

Hal itu memberikan solusi jangka panjang yang mengarah pada isu-isu moral, etika, dan akademis yang merupakan concern dan sekaligus kekhawatiran yang terus meningkat di dalam masyarakat.

Kalau guru menghendaki peserta didik memiliki semua atribut nilai dan karakter yang baik maka terlebih dahulu guru harus memiliki nilai atribut dan karakter tersebut. Inilah profesionalitas guru pada hakekatnya.(*)