Bawaslu Kota Bima Gelar Rakor Antisipasi Rawan Politik Uang Pada Pemilu 2024

Iklan Semua Halaman

.

Bawaslu Kota Bima Gelar Rakor Antisipasi Rawan Politik Uang Pada Pemilu 2024

Kamis, 14 Desember 2023

Ket : Poce Saat Kegiatan Berlangsung. 
Foto Ist. 


Kota Bima, Fajar Media. Com, - Dalam melaksanakan tugas wewenang, Bawaslu Kota Bima gelar Rakor Penanganan Pelanggaran Tahapan Kampanye Pemilihan Umum Tahun 2024.


Hadir dalam kegiatan tersebut, Ketua Bawaslu Provinsi NTB, Tratip, ST. MT, Akademisi, Doktor, Syarif, M. Si, Komisioner Bawaslu Kota Bima, Doktor Amar serta Jajaran, Pengurus BEM Muhammadiah, UMB, Tamsis, HMI, Pemuda Muhamadiah, GP Ansor/PMI/GMI Bima. Acara tersebut langsung di adakan Di Rumah Dining, 15 Desember 2023.


Lewat kesempatannya, Ketua Bawaslu Provinsi NTB, Itratip, ST. MT, mengungkapkan dalam sambutannya di acara pembukaan Kegiatan Rakor Pengawasan pemilu 2024, Di wilayah Provinsi NTB, "Kota Bima menjadi daerah yang kita antisipasi terjadi tindak pidana pemilu, yakni politik uang pada persiapan pemilu tahun 2024 mendatang",.


Pentingnya kegiatan ini menyangkut pelanggaran Pemilu. Dan pelanggaran pemilu bentuknya beragam. "Mulai dari pelanggaran administrasi, etik para penyelenggara, dan pidana pemilu termasuk politik uang". Katanya


Ia menjelaskan, “Berdasarkan pemetaan kami, Kota Bima yang paling rawan terjadi money politic. Kendati itu sulit dibuktikan,” terangnya.


Disampaikannya juga, "Politik uang di Bima acapkali terjadi pada setiap pemilu. Dan nominalnya selalu meningkat. Praktik ini, seperti telah menjadi tren, bahwa memilih calon tidak sah jika tidak mengambil uangnya".


“Modusnya juga sangat beragam. Jika dulu yang banyak disasar kelompok menengah ke bawah, sekarang sudah semakin meluas ke berbagai kelompok umur pemilih,” Ujarnya.


Dirinya juga mengakui, saat sekarang politik uang dikenal dengan istilah Serangan Dhuha, mulai pukul 07.00 – 10.00 Wita. Tidak lagi menggunakan istilah Serangan Fajar. Tutupnya.


Demikian juga disampaikan oleh Akademisi, Doktor Syarif, M.Si, "Pemilu itu rekruitmen. Kemudian dalam perlombaan itu, senggol menyenggol, Ibarat begitu kata dia",.


politik Uang. "Pemilu kali ini diselenggarakan pada musim tanam. Sama juga berupa Barang, saya kasih bibit, pupuk, atau apalah meyakinkan".


ASN misalnya, Netralitas, Tapi bagaimana kemudian, ayahnya ASN anaknya caleg.
Itu juga mengganggu kontex tahapan Kampanye, juga dikhawatirkan adalah mengunaan medsos. Ada ujaran Kebencian, Fitnah, dan Hoax. Ujaran kebencian FB, sengkentanya di dunia maya, diselesaikan di Dunia nyata. (Red)