Sejumlah Petani So Sangga Lingkungan Mande II Dirugikan Karena Lahan Pertaniannya Terendam Air

Iklan Semua Halaman

.

Sejumlah Petani So Sangga Lingkungan Mande II Dirugikan Karena Lahan Pertaniannya Terendam Air

Senin, 15 Agustus 2022

Pegawai Pertanian, Dan Kelurahan, Babinsa, Ketua Kelompok Tani Saat di Lokasi. 



Kota Bima, Fajar Media Bima. Com, - Naas Menimpa sejumlah Petani yang tergabung dalam kelompok So Sangga Lingkungan Mande II Kelurahan Mande Kec. Mpunda Kota Bima. Merasa dirugikan karena sejumlah Jagung baru sehari ditanam terendam Air hingga tidak bisa bertumbuh baik. 


Seorang Anggota Kelompok Tani So Samgga, (Didi Sanjaya), dikonfirmasi pada Media ini menyatakan bahwa, dirinya menyesal atas perbuatan petugas pembagi air atau "Penggawa So" yang ada di lahan kami, mereka tidak mampu mengontrol air yang mengairi seluruh persawahan warga. 


"Pasalnya, petugas tersebut enteng saja atas perbuatan saat mereka menyalurkan air kepada lahan kami. Seharusnya mereka cek dulu, mana lahan yang sudah ditanam atau belum. Sekarang apa jadinya, kami rugi dong". Katanya 


Ia menceritakan, "Jagung baru sehari ditanam langsung terendam air selama tiga hari, sehingga jagung kami Lebih kurang 5 hektar tersebut tidak bisa tumbuh baik". 


"Saya persoalkan masalah ini, dan mereka harus bertanggung jawab atas perbuatannya. Masa mereka menjalani tugas tidak dihiraukan. Jika dihitung kerugian kami untuk keseluruhannya, lebih kurang 40 juta". 


Sebenarnya dari awal Punggawa harus memberitahukan kepada seluruh petani jika ingin membawa air. Justeru sebaliknya "Panggawa So" tidak pernah memberitahukan kepada kami yang punya lahan atau petani lainnya.


Selain itu kata Didin, ada juga kebutuhan kelompok yang didapatkan dari Dinas Pertanian Kota Bima. Tapi tidak pernah dinikmati oleh anggota kelompok maupun masyarakat.


Seperti harga pupuk yang sebenarnya 120 persatu sak/Harga HET. Justeru ketua kelompok tani menjual kepada masyarakat di atas harga HET. "Masa dia jual harga. Rp. 160.000 sampai Rp. 170.000 persatu sak," . 


"Juga bantuan lain, seperti Alsintan tak pernah dipakai oleh anggota kelompok tani yang ada di So Sangga maupun masyarakat. Justeru dijadikan sebagai kebutuhan pribadinya,". Ujarnya Senin(15/8/22)


Atas kejadian tersebut, Kepala Dinas Pertanian melalui Kabid Penyuluhan Yuslihardin,S.Pt mengatakan, Supaya tidak terjadi tergenang air seperti di lahan persawahan masyarakat sekarang ini Harus ada irigasi supaya air yang di bawa bisa terarah. Katanya


Ia memberikan gambaran bahwa, solusinya hanya buatkan jaringan irigasi dari setiap lahan sawah ini. Supaya air yang di bawa oleh petugas pembagi air bisa terarah.


"Kalau sudah dibuatkan seperti itu, otomatis tidak akan terjadi keributan seperti ini. Saya juga yakin pasti aman karena jalan airnya terarah," tandasnya.(RED)