KBM Ditengah Pandemi Covid-19

Iklan Semua Halaman

.

KBM Ditengah Pandemi Covid-19

Senin, 08 Juni 2020
Dr. H Syamsudin.MS,
 Kadis Dikbud Kota Bima
 

Kota Bima,  Fajar Media Bima. Com - Semangat dan antusiasme yang ditunjukan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Bima dan jajarannya agar Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara tatap muka baik melalui Dalam Jaringan (Daring) maupun Luar Jaringan (Luring) mulai dicanangkan kembali, dinilai sangatlah besar dan tidak berlebihan serta hal ini bukanlah tanpa didasari dengan alasan yang jelas.

Menurut Kadis Dikbud Kota Bima, Dr. H Syamsudin, MS yang ditemui oleh media ini Rabu (03/06/2020), bahwa berdasarkan pada pengalaman belajar (Learning experience) sebulan sebelumnya Belajar Dari Rumah (BDR) berbasis On Line dan Offline, cukup memberikan hasil yang signifikan yaitu sekitar 85 porsen dengan tanpa menafikan kendala-kendala yang terjadi baik yang bersifat teknik maupun non teknik.

Syamsudin, Doktor Alumnus salah satu Universitas di Denhaag  Belanda ini menuturkan bahwa desakan dan permintaan agar KBM diefektifkan kembali, sangat begitu deras terutama dari kalangan Satuan Pendidikan yang dikemas dalam dua tawaran yaitu Shiff (Belajar di Rumah/ Belajar jarak jauh) dan Metode Daring.

"Insya Alah akan dilakukan uji coba pada momen liburan ini yaitu Tanggal 13 Juni 2020 masa liburan Covid-19 dan Tanggal 13 Juli 2020 liburan Tahun Ajaran Baru 2020/2021," ujar Kadis Dikbud.

Disamping itu, kata Doktor Syam (Panggilan akrabnya), pembelajaran ini diyakini juga dapat memberikan dampak positif bagi pengembangan dunia usaha dan industri seperti  UMKM (dalam daerah) meskipun Kota Bima tidak termasuk daerah  New Normal yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat melalui Mendagri. Walaupun Kota Bima belum ada diketemukan korban Covid-19, terangnya.

Angin segar ini juga nampaknya semakin menyejukan manakala orang nomor satu di NTB yaitu Gubernur NTB, Dr. Zulkiflimansyah, melalui kunjungan Kerjanya pada Kamis (04/06/2020) di Bima, menyampaikan bahwa Kota Bima merupakan salah satu daerah yang diklasifikasikan kedalam Zona Hijau (Green Zone) yang akan sangat siap menerapkan New Normal, sesuai khasanah adab dan budaya local masyarakat NTB pada umumnya dan Bima pada khususnya.
Namun kata Gubenur itu, penerapan New Normal harus tetap memperhatikan Protokol Covid-19 secara disiplin, efektif, terarah, dan berkelanjutan, tutur Bang Zul pada kunjungan.

Ditempat yang terpisah, salah seorang pemerhati Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan, Bang DeeDee, yang diwawancarai oleh media ini menyampaikan bahwa bentuk concern dan kepedulian dari dinas Dikbud Kota Bima dan jajarannya patut di apresiasi.

Akan tetapi, jika KBM tetap akan di uji coba ada beberapa konsiderasi yang mesti di perhatikan, antara lain Legal Standing seperti Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Corona Virus Disease (Covid-19). Kemudian dibackup dengan diterbitkannya Surat Edaran Mendikbud Nomor 15 Tahun 2020 tentang pedoman penyelenggaraan belajar dari rumah dalam masa darurat penyebaran Covid-19. 

"Jangan sampai kita kehilangan arah sebab juklak dan juknis adalah Guidance dan kompas dalam melaksanakan kegiatan dan juga untuk menghindari terjadinya kontradiksi dan bahkan Misleading antara pusat dan daerah,"  ujar Bang DeeDee.

Kedua,  lanjut sumber ini, satuan pendidikan haruslah menyusun SOP protokoler Covid-19 yang disesuaikan dengan kondisi dan kearifan local yang dimiliki dengan tetap mengacu pada Protap standar yang ada.

Pada sisi yang lain, pendidik dan tenaga kependidikan haruslah diasah dan dikembangkan Skill dan profesionalitasnya. Bimtek pembelajaran berbasis Daring dan Luring dengan berbagai macam metode, teknik, dan pendekatannya sangat perlu dilaksanakan dan disosialisasikan dengan tetap mendorong keterlibatan dan partisipasi wali murid dan stakeholder lainnya. Ketiga,  setiap satuan pendidikan memiliki sumber dana yang cukup variatif.

Dana Biaya Operasional Sekolah (BOS) sebagai salahsatu sumber dana terbesar dan bahkan satu-satunya dari setiap satuan pendidikan berbeda besaran nominalnya karena jumah siswa adalah parameternya. Pertanyaannya, siapkah sekolah yang melaksanakan dan menfasilitasi pembiayaan protokoler Covid-19, seperti gerakan maskerisasi, pengadaan handsanitizer, disinfektan, tempat cuci tangan, dan lain-lain pada setiap kelas.

Keemlat, kajian ilmiah dan studi komparisasi mutlak dilakukan agar efektifitas program dapat terukur, terarah, dan berkesinambungan. Kelima,  monev yang dilakukan oleh dinas melalui Pengawas Pendidikan dapat menjadi kunci kesuksesan, beber Bang DeeDee mengakhiri wawancaranya.

Menanggapi opini Bang DeeDee, salah seorang Kepala Sekolah (Kepsek) yang enggan disebutkan namanya, menyebutkan bahwa factor guru dan pengawas adalah penentunya. Banyak diantara guru yang masih Gaptek dan belum memiliki laptop.

Tunjangan Sertifikasi kurang dimanfaatkan dan difokuskan untuk peningkatan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. "Guru haruslah memiliki konsep Thinking out of the box dimana kreatifitas dan inovasi mewarnai aktivitasnya.

Sedangkan pengawas pendidikan haruslah secara intensif melaksanakan pengawasan akademik dan pengawasan manajerial. Jangan sampai hanya giat melaksanakan Tupoksinya pada saat Verifikasi dan Validasi (Verval) Data tunjangan sertifikasi saja," singkat kepsep ini.

Sementara itu, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melalui Press Releasenya mengajurkan antara lain, dalam rangka mendukung dan mengapresiasi kebijakan Kemendikbud untuk menjadikan rumah sebagai sekolah dan melibatkan peran aktif siswa, guru dan orang tua dalam proses belajar mengajar, KBM tetap dilaksanakan melalui skema Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) baik secara On Line maupun Off line dengan modul yang disediakan oleh Kemendikbud, PJJ akan dievaluasi secara berkala mengikuti perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia.

Apabila sudah memenuhi syarat epidemiologi untuk kembali membuka sekolah, IDAI menganjurkan agar semua pihak dapat bekerja sama dengan cabang-cabang IDAI sesuai dengan area yang sudah memenuhi syarat pembukaan, Dalam rangka ekstrapolasi data secara akurat disarankan agar pemerintah dan swasta melakukan pemeriksaan rt-PCR secara massif (30 kali lipat dari jumlah kasus konfirmasi Covid-19) termasuk juga pada kelompok usia anak.

Terlepas dari hal-hal di atas, hendaknya kita menjadi pribadi yang memanfaatkan logika dan kecerdasan berpikir untuk selalu berbenah dan menjadikan apapun dan siapapun sebagai sumber belajar. Hanya kaum yang berfikir dan cerdaslah yang akan menjadi pemenangnya.

Bukankah Alquranul Qarim sebagai pedoman hidup kita telah berfirman bahwa  pada setiap penciptaan langit dan bumi ada tanda-tanda kebesaran Allah SWT dan yang bisa memetik Ibroh dan hikmahnya hanyalah Ulul Albab yaitu Kaum yang berfikir. Insya Allah. (F. 02)