SDN 17 Pane, 99 Porsen Gurunya Wanita

Iklan Semua Halaman

.

SDN 17 Pane, 99 Porsen Gurunya Wanita

Minggu, 05 Mei 2019
(Kepala Sekolah Beserta Jajaran Guru SDN 17 Kota Bima.)
Kota Bima, Fajar Media Bima.Com –SDN 17 Kota Bima yang berdomisili di Kelurahan Pane Kecamatan Rasanae Barat, masih kekurangan guru ASN sebanyak dua orang. Tapi dengan keadaan minim guru tersebut, proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) hingga Ujian Akhir Sekolah (UAS) yang berakhir pada Sabtu (04/05/2019) itu, tetap maksimal dan berjalan dengan lancar dibawah kendali Kapala Sekolah (Kasek) dan dewan guru yang rata-rata wanita.

Sekolah ini bisa dibilang berbeda dengan sekolah lainnya, pasalnya guru pria hanya satu orang saja, yakni guru Mata Pelajaran (Mapel) Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes) saja, yaitu H. A. Latif, A.Ma.Pd. Hal itu diketahui saat monitoring wartawan ini ketika mendampingi Kasi Kurikulum dan Peserta Didik Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Bima, Ahmad Yani, S.Pd.

Menurut Kasek SDN 17 Pane kobi Hafsah, S.Pd, SD pada wartawan  Jum’at (03/05/2019) mengatakan, guru ASN disini hanya 6 orang saja, plus kasek. Dari 6 guru ASN tersebut, terdiri dari 1 orang guru mapel olahraga, 1 orang guru mapel Agama Islam, sedangkan 4 orang guru lainnya merupakan guru umum semua, sehingga SDN 17 Pane ini masih membutuhkan 2 orang mapel umum lagi. “Siswa disini sebanyak 115 siswa atau 6 Rombongan Belajar (Rombel), sehingga 2 rombel harus di isi oleh 2 guru mapel umum sebenarnya. Tapi kekurangan guru itu, diambil alih oleh guru Non PNS sehingga KBM tidak terkendala sedikitpun,” ujarnya.

Dirinya merasa bersyukur, atas kekompakan para guru yang nominal 99 porsen adalah wanita semua, jadi kekompakan para ibu guru disini sangat tinggi. Sementara guru Non PNS juga 99 porsen wanita semua, yang terdiri dari 7 orang guru Kategori Dua (K-II) dan 6 orang guru sukarela.

Ditempat yang sama, Ahmad Yani, S.Pd selaku Kasi Kurikulum dan Peserta Didik Dikbud Kota Bima, mengingatkan pada seluruh dewan guru saat memimpin rapat usai UAS hari kedua itu. Mengatakan, berdasarkan hasil ujian Try Out tingkat SD se kobi terdapat 10 sekolah yang nilainya nol  dan hal ini terbukti siswa tidak menjawab semua soal yang ada di Lembar Jabawan Komputer (LJK), maupun ada yang tidak mengisi data mulai dari nama, tempat tanggal lahir dan nomor peserta. “Ini menunjukkan kelalaian pihak sekolah yang tidak memeriksa kembali hasil ujian para siswanya, sehingga langkah inisiatif yang dilakukan pihak dinas, setelah LJK dari seluruh sekolah terpaksa memeriksa kembali LJK tersebut agar tidak mengorbankan siswa selaku peserta ujian,” katanya.

Lanjut Yani, tentu saja LJK tersebut akan dikirim ke provinsi hingga ke pusat dan terakhir pasti akan ditolak skener komputer,  jika LJK tersebut apabila data dan pengisiannya salah. Jadi diharapkan pada UN yang akan datang, khsusunya tingkat sekolah dasar untuk melakukan cek kembali LJK tersebut, setelah peserta ujian kumpulkan (Serahkan) LJK. Hal ini dilakukan agar hasil UN berjalan sukses dan para siswa dapat lulus dengan nilai yang maksimal, tutupnya. (F.02)