Oleh Rahmatullaila, SST, M.Si : *Tanam Lamtoro Panen Sapi*

Iklan Semua Halaman

.

Oleh Rahmatullaila, SST, M.Si : *Tanam Lamtoro Panen Sapi*

Senin, 31 Oktober 2022

Tanaman Lamtoro Taramba atau lazim disebut petai cina. 
Nusa Tenggara Barat, Fajar Media, - Tanaman Lamtoro Taramba atau lazim disebut petai cina oleh orang Bima mampu tetap hijau dan tumbuh subur di lahan kering berbatu sekalipun. Tanaman ini bisa kita jumpai di gunung-gunung.

Dalam musim kemarau sekalipun ia tetap hijau dan segar karena perakarannya mampu masuk ke dalam tanah hingga lebih 6 meter, sehingga ia mampu mencari air untuk pertumbuhannya. Selain itu karena lamtoro adalah jenis tanaman legume, maka ia mampu mengikat Nitrogen dari udara, dengan demikian jika ditanam dengan tanaman lain tidak akan menjadi competitor atau pesaing malah ia akan menyuburkan tanah di sekitarnya.


Penanaman tanaman Lamtoro Taramba pada luasan 1 ha dengan jarak tanam 1 x 3 meter atau 1 x 4 meter dapat memenuhi total kebutukan pakan sapi sebanyak 7 sampai 8 ekor.


Berdasarkan hasil analisa sosial ekonomi, menanam lamtoro untuk pakan sapi pada ladang atau tegalan, hasil pendapatan pertahunnya tidak kalah dengan lahan yang ditanami jagung yang notabene kalo menanam jagung harus dilakukan terus menerus dan input produksi yang mahal jika ingin panen, sedangkan menanam lamtoro cukup sekali selanjutnya bisa dipanen terus menerus hingga 25 tahun ke depan. 


BPTP NTB dan Universitas Mataram bersama Pemerintah Australia telah banyak melakukan penelitian teknis dan sosial untuk jenis pakan lamtoro ini, mengingat Propinsi NTB memiliki luasan lahan kering yang cukup luas dan merupakan sentra komoditi sapi bali yang cukup tinggi.


Petani di NTB khusus di Kabupaten Bima sebagian besar mengupayakan usaha pertanian dan peternakan secara bersamaan.Menghadapi musim hujan ini merupakan moment yang tepat yang bisa dimanfaatkan oleh petani di Kabupaten Bima dan sekitarnya untuk menanam tanaman pakan lamtoro pada lahannya. Penanaman bisa bertujuan untuk pemanfaatan lahan untuk menghasilkan pakan maupun upaya reboisasi atau penghijauan hutan dan gunung yang telah gundul akibat alih fungsi lahan.


Pada progresnya nanti, tanaman lamtoro yang ditanam ini bisa menjadi pohon penahan air dan tanah dari derasnya air hujan dan juga bisa menjadi sumber penghasilan petani karena dahan dan daun bisa dipangkas secara terus menerus untuk pakan sapi.


Pemberian pakan lamtoro pada usaha penggemukan sapi meberikan penambahan berat badan yang cukup signifikan. Berdasarkan penelitian pemberian pakan 10 % dari bobot badan sapi akan meningkatkan berat badan sebanyak 0,5 kg sampai 1 kg perhari.


Kedepannya tanaman pakan ini bisa menjadi sumber pakan ternak, sehingga sumber keuntungan diperoleh dari hasil penjualan ternak yang berkelanjutan karena sumber pakan tersedia dengan kualitas yang baik sehingga penjualan juga memiliki keuntungan yang optimal dan terukur waktunya.


Pada petani jagung yang mulai menanam jagung di musim tanam ini, penanaman lamtoro bisa dilakukan secara tumpang sari. Penanaman di lakukan di sela – sela tanaman jagung yang sudah di tanam dengan memperhatikan jarak dan baris secara rapi.


Nantinya jika 4 bulan ke depan jagung telah dipanen, maka di lahan akan tersisa tanaman lamtoro yang tumbuh subur dan hijau yang bisa digunakan untuk pakan ternaknya. Pada pertumbuhan tajuk lamtoro jika dikhawatirkan akan ada kompetisi cahaya dalam tanaman tumpangsari, maka bisa diatur dengan melakukan pemangkasan rutin sesuai kondisi tanaman pada lahan tersebut.


Di sebagian wilayah NTB sudah banyak yang menanam dan memanfaatkan tanaman pakan Lamtoro ini untuk pakan ternak sapi, seperti petani peternak yang ada di Kabupaten Dompu, Sumbawa dan Sumbawa Barat.


Para petani peternak tersebut  mengaku merasa terbantu dengan penanaman pakan lamtoro. Usaha peternakan sapi menjadi lebih mudah dan menguntungkan karena petani tidak harus susah mencari rumput lagi ke ladang-ladang. Dengan adanya tanaman lamtoro yang mengandung protein hingga 23% mereka lebih mudah memberi makan sapinya bahkan jika jumlah sapi dalam pupulasi yang cukup banyak.


Suksesnya penanaman dan penggunaan tanaman pakan lamtoro ini di sebagian wilayah NTB mestinya bisa dicontoh dan diterapkan oleh petani di Kabupaten Bima, sehingga dapat membantu meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan, selain itu yang lebih penting lagi dapat membantu melakukan perbaikan kondisi lahan bekas alih fungsi yaitu untuk reboisasi.

Dukungan pemerintah juga menjadi titik ungkit yang bisa membantu petani dalam memulai hal baik ini demi kesejahteraan dan kenyamanan
bersama.(RED)