Kolaborasi Antar Lini Diperlukan untuk Menuntaskan Masalah Literasi Dasar

Iklan Semua Halaman

.

Kolaborasi Antar Lini Diperlukan untuk Menuntaskan Masalah Literasi Dasar

Kamis, 16 Desember 2021


Kabupaten Bima, Fajar Media Bima.com,- Program Gerakan Masyarakat Sadar  Literasi (GEMAR-LITERASI) di Kabupaten Bima berorientasi  pada percepatan peningkatan  kecakapan dasar siswa. Untuk itu, perlu ada solusi lokal  untuk mendorong peningkatan kecakapan tersebut. Agar kemampuan literasi dan numerasi anak dapat meningkat. Termasuk membangun kolaborasi berbagai lini.


Saat kegiatan Lokakarya Sinergitas Sekolah dan Desa dalam Mendukung Peningkatan Literasi, Kepala UPTD, Pengawas, Kepala Sekolah dan Kepala Desa berkomitmen untuk membangun sinergitas untuk meningkatkan gerakan literasi. Kegiatan itu diikuti 25 sekolah dan 9 kepala desa di aula Kantor Bupati Bima, Kamis (16/12/2021).


Lokakarya bertujuan agar ekolah dan masyarakat mengembangkan solusi yang relevan. Bahkan tiap sekolah memiliki persoalan yang berbeda dan perlu solusi yang berbeda juga.

Selain itu, memahami langkah-langkah menemukan solusi untuk masalah lokal. Mampu memahami data hasil penilaian guru. Mendapatkan berbagai inspirasi solusi mengatasi masalah literasi dan numerasi. Mengembangkan tindaklanjut sebagai bentuk intervensi.


Manager  Program GEMAR LITERASI Kabupaten Bima, Dr Syarifuddin, SSi, MPd mengatakan, ada lima persoalan yang perlu dituntaskan. Seperti persoalan di  sekolah.  Mulai dari kebijakan kepala sekolah, kualitas guru dan anak didik. 


Disamping itu, penting juga adanya data siswa berdasarkan kemampuannya. Pengelompokan siswa berdasarkan level kemampuan menjadi salah satu solusi cepat dalam membantu peningkatan kemampuan.


Selain itu, keterlibatan pemerintah desa dalam mendukung peningkatan kualitas pendidikan anak-anak masih minim. Masalah kemampuan anak, tidak saja menjadi tanggungjawab sekolah. Maka, perlu ada kolaborasi, sekolah, masyarakat dan pemerintah desa, sehingga masalah kemampuan literasi, numerasi dan karakter siswa dapat optimal. “Kolaborasi sekolah, masyarakat dan pemerintah desa harus didorong,” ujarnya.


Ketua STKIP Taman Siswa Bima, Dr Ibnu Khaldun, MSi mengatakan, penting adanya kolaborasi dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Adanya intervensi dari Program INOVASI di Kabupaten Bima membantu dalam menuntaskan persoalan pendidikan yang ada, khususnya Gerakan Literasi. 

“Langkah tepat sudah dilakukan oleh Pemkab Bima dengan mengeluarkan Peraturan Bupati tentang Gerakan Literasi,” ujarnya.


Ditegaskannya, STKIP Taman Siswa Bima siap membangun kolaborasi dengan pemerintah daerah dan sekolah dalam pengembangan pendidikan. Juga dalam mencari solusi atas persoalan-persoalan  pendidikan secara lokal.


Sementara itu, Siti Nurulalimah, SAg, dari Kementerian Agama Kabupaten Bima, menyampaikan adanya Gerakan Literasi diharapkan  dapat membawa berkah untuk madrasah. “Dengan adanya bimbingan dari program ini, masalah literasi, numerasi dan karakter siswa dapat berdampak positif. Sehingga siswa tidak canggung lagi dan bisa bersaing dengan sekolah lainnya,”  harapnya.


Kepala Dinas Pendidikan Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bima, Drs Zainuddin,M.Si mengapresiasi program Gemar Literasi ini dan apa yang sudah dilakukan akan dipertahankan. Apalagi, menurutnya peningkatan kualitas anak didik kedepannya akan memengaruhi pembangunan kualitas sumber daya manusia Kabupaten Bima.


Persoalan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bima yang rendah, kata dia, bukan hanya soal masih banyaknya siswa belum bisa membaca dan berhitung, tapi kesinambungan mutu lembaga pendidikan. 


Apalagi kecenderungan orang Bima akan memilih lembaga pendidikan bermutu di luar daerah. Kenyataan ini akan mempengaruhi data SDM, karena anak akan tercatat sebagai sumber daya daerah lain.


Dia juga menyambut baik intervensi sejumlah lembaga untuk mendorong gerakan literasi dan numerasi  di kelas dasar di Kabupaten Bima. “Ini sangat bermanfaat bagi Bima, apalagi pada masa pendemi kemarin, dimana kesempatan belajar terhambat,” ujarnya.


Diakuinya, di tempat dampingan program ada perbedaan dengan yang tidak diintervensi. “Hasilnya berbeda dan ini perlu kita lakukan pengimbasan ke sekolah lainnya,” pungkasnya.


Sementara itu, Kepala UPTD Dikbudpora, Pengawas, Kepala Sekolah, dan Kepala Desa yang terlibat dalam lokakarya, merumuskan rencana tindaklanjut sebagai solusi bersama atas masalah lokal pendidikan di wilayah masing-masing.(TIM)