Dalam Mewujudkan, Mengembangkan Destinasi Wisata Bima Selatan Menjanjikan Berdasarka Model Pendekatan CBT

Iklan Semua Halaman

.

Dalam Mewujudkan, Mengembangkan Destinasi Wisata Bima Selatan Menjanjikan Berdasarka Model Pendekatan CBT

Senin, 14 September 2020
Oleh :  SIRAJUDDIN, S.ST.Par, MT.Pa, M.Sc.Par/ Dosen Poltekpar Lombok Kemenparekraf 


Kabupaten Bima, Fajar Media Bima.com,- Baparekraf Ri semoga semua pantai  Teluk Waworada  Pantai  parado - Pantai Wane- wane- Soro Wane- Pantai Rontu- Pantai Laju ( Nadi-cefi- Sera Nae) - Tamandaka- Sambane- Dumu, Pusu - Kangga dan Pulau Nisa Sura - Bea - Lampa dana dan lain - lain.

Jika bersama pasti bisa besar. Faktor aman dan nyaman adalah kunci utama dan menjadi tourism capital investment. Mari kita wujudkan Bima Selatan Kawasan Wisata Kelas dunia  dengan Model  Pendekatan "Community Based Tourism"/CBT/ Pariwisata dimulai dari peran sentral dan aktif masyarakat segala2nya lini aktifitas bukan hanya mendengar cerita CBT tapi mereka semua menjadi tuan rumah terhormat dalam segala aktifitas wisata dari pagi sampai sore, pemerintah desa, ibu3 pkk, Karang Taruna dan lain - lain.

Salah satu pantai menjajikan dan gambaran akan mendunia dimasa akan akan datang yakni Desa Laju,  Destinasi wisata pulau dan Pantai   menjadi contoh terbaik, bagaimana konsep CBT betul - betul diterapkan secara optimal dan maksimal.


Dalam proses masyarakat Laju paham dan mengerti, bahwa mengelola pariwisata berkorban dulu dan bahu membahu mendukung pariwisata. Ada yang menjadi pengurus Pokdarwis, ada yang menyiapkan boat wisata, ada yang menyiapkan hasil bumi, seperti jagung, kacang, singkong, ikan, kelapa, tanpa di minta sudah membantu.

Kehadiran tamu pun mereka melayani dengan baik, ramah, dan penuh sopan santun, barang - barang tamu aman dan nyaman, bahkan jika ada topi, Henpon tamu yang tertinggal mereka semua menyerahkan di pusat pelayanan untuk mereka berikan kepada pemiliknya, luar biasa. Pujinya

Dijelaskannya pula, Bahkan mereka mendampingi tamu selama di pantai, serta menyiapkan makanan dan minuman di pantai dari masyarakat, panggung hiburan dan lain - lain dari masyarakat. Bahkan Ikan - ikan dari masyarakat, itu betul - betul Pendekatan CBT terealisasi  dengan baik di Pulau Nisa Sura dan Pantai Laju.


Bahkan saat wisatawan belum tidur dan masih duduk di pantai sampai jam 3 pagi, mereka dengan menjaga dan mendampngi para tamu di Pantai Laju Sera Nadi dan Cefi sebagainya.

Andalannya. Masyarakat disana dengan ikhlas menyiapkan rumah tempat menginap Artis Nasional Ady Bima D2  dan Tria D2, beserta Rombongan Dinas Pariwisata Kabupaten Bima.

Bahkan Pemerintah Desa laju melalui Pokdarwis PBL, Karang Taruna Laju, Ibu -ibu PKK pada Tanggal. 12 dan 13 September 2020 yang lalu. Ady Bima D2 dan Tria D2 pada saat berwisata, mengambil video Klip dan menyapa masyarakat Laju dan Bima Selatan.

Sambutan masyarakat pun begitu ramah seindah keramahtamahan  Alamnya yang mempesona. Rumah - rumah penduduk selama Kegiatan wisata para tamu belanja, tidur, shalat bahkan nonton tv, makan bersama penduduk.

Konsep Pariwisata dan model CBT betul - betul di pahami betul oleh masyarakat Laju dan Bima Selatan . Anak - anak Pun saling menyapa antara anak - anak pengunjung dengan anak - anak penduduk Lokal.

Tidak ada jarak antara mereka, mereka bermain bersama, lari - sama di pantai bersama, ketawa  - ketawa bersama di pantai, mandi bersama dan renang bersama.

Keakraban anak pengunjung (children Visitor) dengan anak penduduk lokal (children local host) mampu menciptakan destinasi wisata Pulau Nisa Sura dan Pantai Laju ( Nadi - Cefi - Sera Nae) yang mampu memberikan citra terbaik bahkan yang pertama di dunia adanya keakraban VISITOR children dengan Children Local Host.

Ini patut menjadi contoh terbaik di Indonesia bagaimana seharusnya peran Local host dan VISITOR di tempat wisata.

Yang menarik lagi adalah kedua orang tua pengunjung dan orang tua Local Host memberikan kesempatan, mengijinkan dan bahkan dengan kata dan senyum penuh ikhlas yaitu "Ayo nak main sana dengan temannya  kata orang tua pengunjung seakan - akan tidak ada status sosial antara local Host dengan VISITOR children.

Begitu pula dengan orang penduduk local mereka pun tidak malu2 tidak keberatan  berbaur dengan anak2 yang mereka lihat  dan datang ke pantai mereka. Sangat menyentuh perasaan bagaimana  tidak kawasan selatan Bima kata orang di patahkan oleh Keramahtamahan local host di destinasi Pantai Laju dan Pulau Nisa Sura. Bahkan mulai anak2, remaja, pemuda, ibu - ibu, bapak, lansia semua berpartisipasi aktif.

CBT di desa wisata Laju semakin  mantap adanya kegiatan wisata tidak membatasi ruang gerak masyarakat di pulau dan Pantai Laju ber aktifitas. Tetap berjalan seperti biasa bahkan semakin menarik minat wisatawan  yaitu nelayan rumput laut beraktifitas sekitar pulau  tetap dilakukan walau ada kegiatan wisata.

Justru semakin memperkaya paket wisata bahwa wisata harus ada  something to see,  to do,  to learn,  to buy, to bring home artinya : bahwa di destinasi wisata itu harus ada : yang dilihat/ amati, dilakukan, dipelajari, di beli  dan di bawa pulang.

Begitu di Pantai Laju Nadi, Cefi dan Sera Nae, Nelayan Sargose tetap beraktifitas di pantai sementara wisatawan menikmati alam pantai dan nelayan yang. mengambil sargose, anak - anak bermain di pantai, pengunjung berwisata, para pedang tetap berjualan, nelayan tetap  mencari ikan, petani pinggir pantai tetap bisa menanam jagung, kelapa, singkong, tomat, nangka, pisang dan sayur mayur.

 Semoga kita bisa terus menjaga citra destinasi wisata ini menjadi kebanggaan kita semua, mari kita memulai memanfaatkan keindahan alam, pantai, pulau, gunung, bukit, hutan, budidaya udang,rumput laut, sargose, lobster, kepiting, ikan  untuk membangun pariwisata  dengan konsep CBT( Community Based Tourism ) Yaitu pariwisata berbasis masyarakat dari Masyarskat - Oleh Masyarakat dan untuk Masyarakat, artinya Masyarakat yang bekerja  mengelola, mendapatkan manfaat dampak : Ekonomi,  sosial, budaya, lingkungan dari hadirnya pariwisata di Desa Laju  pada khususnya dan masyarakat teluk Bima Selatan ( Teluk Waworada) yang mendapatkan manfaat pada umumnya dan masyarakat Bima pada umumnya.

Kita berdoa 5 - 10 Tahun Bima Selatan menjadi Destinasi wisata kelas Dunia dengan memperhatikan semua aspek kekuatan kita. Semoga diridhoi Allah swt. diiringi usaha dan doa  masyarakat Bima Selatan Pariwisata berbasis masyarakat menjadi kebanggaan kita semua.

Kesimpulannya adalah Siapa pun berinvestasi Di Bima  khususnya Bima Selatan dan Bima pada umumnya maka  penduduk Lokal lah yg menjadi pimpinan, Manajer,  teknisi, pekerja,  penyedia barang dan jasa   berdasarkan   potensi yg dimiliki masing2 individu sementara tenaga dari luar hanya dibutuhkan utk. mendukung potensi lokal besarnya 10-30% dengan keahlian khusus bukan pekerja kasar tapi ahli, profesional .. By : Sirajuddin, SST.Par, MT.Par, M.Sc.Par/ Dosen Poltekpar Kemenpar Lombok.*