AT, Bantah Ada Orang Ketiga dan Terlantarkan Keempat Anaknya

Iklan Semua Halaman

.

AT, Bantah Ada Orang Ketiga dan Terlantarkan Keempat Anaknya

Selasa, 19 Mei 2020
Ilustrasi
Kota Bima, Fajar Media Bima.Com,- AT (44 Tahun) inisial, merupakan seorang ASN pegawai Dinas Statistik Daerah (DSD) Kota Bima yang di beritakan sebelumnya, terkait perceraiannya diduga ada keterlibatan orang ketiga dan disebutkan juga AT terlantarkan keempat anak-anaknya yang masih usia belia.

Dalam klarifikasinya pada media ini, AT membantah semua isi berita yang di muat media www.fajarmediabima.com. Pasalnya, semua pernyataan yang di lontarkan suaminya itu (Maman, red) bahwasannya, tidak ada yang benar satupun.

 “Dibalik perceraian saya dengan Maman tidak ada keterlibatan orang ketiga dan selama dirinya pisah ranjang sejak Senin (27/05/2020), juga tidak ada niat ingin terlantarkan keempat anaknya,” ujar AT saat klarifikasi berita ini via telepon selulernya Selasa (19/05/2020) sore.

Kata AT, dirinya minggat dari rumah suaminya karena memiliki alasan yang mendasar, walaupun pada Senin (27/04/2020) pagi lalu itu, dirinya berangkat bertugas ke kantor DSD, dan di antar oleh suaminya Maman menggunakan sepeda motor dan sebelum jam 12.00 siang. Saat sang suami jemput kembali untuk pulang, AT sudah menghindarinya dan meminta rumah tangganya tidak dilanjutkan dan jalan terbaik yang ditempuh hanya perceraian di Pengadilan Agama (PA).

AT menuturkan, dirinya minggat dari rumah, akibat oknum suaminya selalu melakukan tindakan fisik atau Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), walaupun saat dirinya mengalami kontak fisik dan berkeinginan untuk fisum sebagai bukti, tapi AT tidak dapat keluar dari rumahnya.

“Dirumah saya terasa baikan hidup dalam penjara, dan (27/04/2020) dirinya tidak pulang rumah akibat persoalan sepeleh, yakni gara-gara ATM (Sajungan Tunai Mandiri) ingin di kuasai oleh suaminya. Walaupun ATM itu sebelumnya di pegang oleh Maman dan saat itu AT ingin mengambil kembali haknya,” terang ibu dari empat anak ini.

Kejadian tindakan fisik terhadap dirinya, akibat suami yang ringan tangan awalnya terjadi pada hari Minggu (Sebelum minggat dari rumah Senin 27 April, red) dan dalam rumah tersebut AT di ancam dengan Senjata Tajam (Sajam) maupun dugaan tindakan kasar lainnya, seperti disiram pakai bensin dan spirtus.

Cuman saat itu kedua anaknya mencoba melerai (Mendamaikan) dan membela dirinya dan AT-pun memeluk keduanya, akibatnya oknum suamipun memilih untuk diam. Pada prinsipnya dalam pemberitaan ini, saya ingin meluruskan soal perceraian dirinya, bahwa tidak ada keterlibatan orang ketiga dan nama koops dinas saya tempat mengabdi jangan di kait-kaitkan, karena DSD merupakan instansi tempat AT mengabdi dan dinas dibawah pimpinan Suriadin itu merupakan dinas yang harus dihormati dan di junjung tinggi oleh dirinya (AT).

Sementara terkait nasib keempat anaknya, selama masa sidang di kantor PA dirinya tetap akan memperjuangkan anak-anaknya untuk jatuh ditangan ibunya dan AT tidak akan setuju apabila anak-anaknya jatuh ditangan suaminya.

“Saya ingin memeluk anak-anaknya setiap waktu, cuman karena soal pertikain antara dirinya dan Maman yang belum selesai ditingkat pengadilan, sehingga dirinya hanya bisa menghubungi keempat anaknya lewat via telepon seluler saja. Tapi AT yakin keempat anaknya akan jatuh ditangannya nanti". Harapnya. (F.02)