Komentar
Pada prinsipnya, atlet tidak hanya kejar target medali saja. Akan tetapi bisa mengharumkan nama Kota Bima pada kancah Nasional dan Internasional, jadi tidak hanya mengharumkan nama Kota Bima ditingkat Provinsi NTB saja.
Lanjut Aba Feri (Sapaan akrab Ketua KONI ini), bonus kali ini bukan hanya diberikan kepada atlet saja, akan tetapi bonus bagi pelatih juga ada nantinya. Karena atlet bisa raih prestasi akibat didikan dan program latihan dari para pelatihnya. Lebih mengejutnya lagi, Aba Feri menjanjikan pada PORPROV 2018 ini, KONI Kota Bima juga akan memberikan bonus bagi manajer dan official tim. "Nanti sepulang dari PORPROV (Mataram, red) kami selaku pengurus KONI akan menghitung bonus tersebut yang disesuaikan dengan anggaran KONI tentunya, tuturnya.
Sesuai catatan media ini, pada PORPROV VII Tahun 2006 dibawah kepemimpinan Walikota HM. Nur Latif (Almarhum) peraih medali emas diberikan bonus Rp.7,5 juta plus SK Walikota (Tenaga Honorer), PORPROV VIII Tahun 2010 dibawah kepemimpinan Walikota HM. Qurais H. Abidin yang peraih medali emas hanya Rp.10 juta saja. Sedangkan pada PORPROV IX Tahun 2014 yang masih diibawah kendali Walikota HM. Qurais H. Abidin, untuk medali emas dihadiahkan Rp.10 juta, medali perak Rp.7,5 juta dan medali perunggu Rp.5 juta saja.
Sementara bonus pada daerah lain, bonus atlet pada PORPROV X/2018 seperti di Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu, berhembus Rp.15 juta per medali emasnya. Jadi pertanyaannya apakah Kota Bima dibawah kendali Walikota H.Muhammad Lutfi, SE diatas Kabupaten Bima dan Dompu, atau sama nominalnya atau lebih dari Rp.15 juta, kita tunggu saja perolehan medali pada PORPROV yang dihelat 09 s/d 16 Desember 2018 di Lombok. (F.02)