Rahmawati, S.S. Ip. Kepala Perum Bulog Cabang Bima. |
Bima, Fajar Media. Com, - BULOG adalah perusahaan umum milik negara yang bergerak di bidang logistik pangan. Sebagai perusahaan yang tetap mengemban tugas publik dari pemerintah, BULOG tetap melakukan kegiatan menjaga Harga Dasar Pembelian untuk gabah, stabilisasi harga khususnya harga pokok, menyalurkan beras untuk bantuan sosial (Bansos) dan pengelolaan stok pangan.
Seperti Perkembangan Bahan Pangan yang ada di Perum Bulog Cabang Bima, dan menyampaikan secara terbuka Harga bahan pangan saat ini sesuai HET.
Demikian disampaikan oleh Kepala Perum Bulog Cabang Bima, Rahmawati, S.S. Ip. Rabu (8/11), Pagi ini, bahwa Kenaikan harga pangan seperti di Dompu, Yakni Gabah mencapai 67 - 69 Ribu, sedangkan Bima dan Kota Bima, belum kita cek.
"Juga dengan harga pangan lainnya, Seperti Beras Premium, sebelumnya Rp. 14.000/Kg, kini naik menjadi Rp.16.000/Kg, Beras Medium Rp.12.000/Kg, dan masih ada stok sebanyak 2.300, Dua Ribu Tiga Ratus TON Beras). Dan dipastikan Aman sampai Januari. Katanya
Rahmawati Juga menjelaskan, terkait Harga Gula Pasir Rp. 14.000/Kg, dan Minyak Goreng Berupa Minyak kita Rp. 14.000/Kg, dan Stok Minyak goreng tidak ada, akan tetapi kami sudah berupaya untuk melakukan proses pengiriman". Jelasnya
Ia juga menyampaikan, bahwa Kemarin Tgl (7/11) Pemerintah Kota Bima melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Bima bersama Perum Bulog Cabang Bima, kembali gelar Operasi Pasar, Kegiatan tersebut dilakukan di Kantor Kelurahan Nitu.
Dalam operasi pasar tersebut Perum Bulog Cabang Bima menyediakan 5 ton Beras dengan harga Rp. 52.000/ 5 kg, Gula sebanyak 100 kg dijual dengan harga Rp.14.000/kg serta minyak goreng dijual dengan harga Rp.28.000/2 liter.
Operasi pasar ini bertujuan untuk memastikan ketersediaan dan keterjangkauan bahan pangan bagi masyarakat setempat. Dan jadwal operasi pasar selasa sama kamis Untuk Bantuan pangan sampai bulan November pada tahun ini.
Untuk itu, kami bersama pemerintah sedang melakukan Pengawasan mengenai gabah, agar lebih optimalkan lagi. Kalau ndak diawasi takutnya nanti yang dirasakan seperti ini. tutup Rahamawati. (Red)