Percepatan Tangani Stanting, Pj. Wali Kota Bima Keluarkan Perwali

Iklan Semua Halaman

.

Percepatan Tangani Stanting, Pj. Wali Kota Bima Keluarkan Perwali

Sabtu, 27 Januari 2024

Pj. Walikota Bima Ir. H. Mohammad Rum, MT, 
Foto Ist. 

Kota Bima, Fajar Media. Com, - Penjabat (Pj) Walikota Bima Ir. H. Mohammad Rum, MT bertekad untuk menekan angka Stunting di Kota Bima.

Sabtu 27 Januari 2024 saat di konfirmasi media Online Bimantika, HM Rum menyampaikan komitmennya dengan serius dalam menangani persoalan stunting di Kota Bima.

“Nanti kita buatkan tim terpadu yang secara konsisten menekan angka stunting di Kota Bima dengan pola mengeluarkan Peraturan Walikota (Perwali,red)” ujar HM Rum.

Menindaklanjuti tekad Pj Walikota Bima tersebut sebelumnya Bappeda Kota Bima sudah menginisiasi melaksanakan rapat koordinasi (Rakor) terkait rencana aksi penanganan stunting tahun 2024 digelar di Ruang Rapat Bappeda Kota Bima (24/1/2024).

Agenda utama mencakup pembahasan penyusunan Peraturan Walikota (Perwali) untuk penanganan stunting dan penyusunan struktur Tim Percepatan Penanganan Stunting Tahun 2024.

Dihadiri oleh berbagai pihak terkait, termasuk Ketua TP-PKK Kota Bima, Hj. Dewi Wahyuni, SE, Inspektur Daerah Kota Bima, Kepala Dinas P2KB dan Kepala OPD terkait, Perwakilan Kantor Kemenag Bima dan beberapa perwakilan BUMN.

Kepala Bappeda Kota Bima, Drs. Adisan Sahidu menyampaikan komitmen kuat untuk mengatasi stunting melalui langkah-langkah konkret.

Perwali menjadi salah satu langkah strategis untuk memberikan landasan hukum yang kuat dalam pelaksanaan program penanganan stunting di Kota Bima dan rapat juga membahas penyusunan struktur tim percepatan penanganan stunting tahun 2024.

“Kita pastikan koordinasi yang efektif antara berbagai sektor dan pemangku kepentingan dalam implementasi program penanganan stunting” ujar Adisan.

Kepala Inspekyorat Kota Bima, Drs. M. Fakhrunraji, ME, menjelaskan bahwa berdasarkan rekomendasi LHP BPK RI Perwakilan NTB pad tahun 2023 lalu,

Menurutnya Penanganan Stunting hendaknya difokuskan kepada beberapa point penting antara lain penyusunan Perwali Percepatan Penanganan Stunting yang efektif, Penyusunan struktur TPPS 2024 yang berorientasi pada kinerja percepatan penanganan stunting sesuai dengan tupoksi dan kewenangan masing-masing OPD.

“Tim TPPS nantinya memiliki satu data induk tentang fluktuasi pergerakan angka stunting yang akan dijadikan rujukan tentang progres penanganan stunting Kota Bima” urainya.

Ia berharap pada tahun 2024 ini, tidak boleh ada data prevalensi stunting yang berbeda antara Dikes dan DP2KB.

“Semua harus diarahkan menjadi satu data yang dapat dipertanggungjawabkan bersama,” tegasnya.

Ketua TP-PKK Kota Bima Hj. Dewi Wahyuni, SE menyoroti bahwa penanganan stunting harus mengacu pada Pendekatan Spesifik dan pendekatan sensitif.

Pendekatan spesifik dalam penanganan stunting mencakup intervensi yang secara langsung ditujukan untuk mengatasi masalah gizi buruk yang menyebabkan stunting.

“Ini melibatkan strategi khusus seperti Pemberian Gizi Baik pada 1000 Hari Pertama dengan menitikberatkan fokus pada masa kehamilan hingga dua tahun pertama kehidupan anak, dengan memberikan nutrisi yang seimbang selama periode kritis ini’ ujarnya.

Menurutnya pelaksanaan kegiatan Suplementasi Gizi juga merupakan upaya strategis yang perlu mendapat perhatian khusus. Pemberian suplemen gizi seperti zat besi, vitamin, dan mineral untuk memastikan kecukupan gizi pada anak-anak yang berisiko stunting.

Sentuhan spesifik lainnya menurut Hj. Dewi Wahyuni adalah promosi Pemberian ASI Eksklusif dimana dengan upaya Mendorong praktik pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan bayi dapat memberikan nutrisi optimal.

Selanjutnya Pendekatan Sensitif dalam Penanganan Stunting yang melibatkan pemahaman mendalam terhadap konteks sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat yang mungkin mempengaruhi kejadian stunting.

Hal Ini melibatkan: Partisipasi Komunitas dalam perencanaan dan implementasi program, dengan memahami nilai-nilai lokal dan cara masyarakat mengelola makanan.

“Pemberdayaan Perempuan juga merupakan hal mutlak dalam menangani persoalan stunting, strategi ini dapat ditempuh dengan menggerakkan perempuan untuk memiliki peran yang lebih aktif dalam pengambilan keputusan terkait gizi dan kesehatan keluarga” kata Hj. Dewi.

Ia menyebut pentingnya Integrasi Program dimana dengan mengintegrasikan program gizi dengan program kesehatan, pendidikan, dan pembangunan ekonomi untuk mendukung pendekatan holistik dalam mempercepat penurunan prevalensi stunting di Kota Bima. (Red)