SMPN 2, Imbas Sekolah Model Ke 6 Sekolah Lain

Iklan Semua Halaman

.

SMPN 2, Imbas Sekolah Model Ke 6 Sekolah Lain

Minggu, 25 November 2018
Kota Bima, Fajar Media Bima.Com.- Pada Jum’at (23/11/2018) SMPN 2 Kota Bima melaksanakan program IN 2 untuk sekolah model dan sekolah imbas jenjang SMP cluster 2 SMPN 2 Kota Bima. Dimana pada tahun ini SMPN 2 Kota Bima masuk program sekolah imbas bersamaan dengan SMPN 11 Kota Bima, dan Jum’at itu sekolah yang berdomisili di Kelurahan Na’e Kecamatan Rasana’e Barat mengelar pendampingan IN 2 atau imbas kesekolah lain. Tepatnya pada 6 sekolah, diantaranya SMPN 6 Kota Bima, SMPN 9 Kota Bima (Kodo), SMPN 13 Kota Bima (Tanjung), SMP Al Ihwan (Salama), SMP Islam Nurul Ihsan  (Ntobo)  dan SMP Islam Tahfidz Qur’an  (Kolo).

Dalam sambutannya, Kepala SMPN 2 Kota BimaYusuf Ahmad, S.Pd mengatakan, yang masuk diprogram sekolah imbas sebagai sekolah model di Kota Bima ini bukan di lihat bangunan dan fisiknya saja, akan tetapi sekolah yang menunjukan setiap tahunnya mutu internal dan eksternal, melaksanakan analisis peta mutu, System Penjaminan Mutu Internal (SPMI) serta memenuhi delapan standar indikator. “SMPN 2 Kota Bima memang Terakreditasi B, yang seharus Terakreditasi A. Karena bahan persyaratan administrasinya dibawah arus banjir Tahun 2016, tapi kami punya jalan alternatif dan solusinya untuk menunjukan bukti dan gambar kegiatan sebelum dan paska banjir itu, sehingga mampu meraih Terakreditasi B,” singkatnya.

Sementara itu Fasilitator Daerah Zainuddin, S.Pd, MM selaku pengawas yang mendampingi sekaligus moderator dan nara sumber pada kegiatan IN 2 itu, mengatakan rencananya pada tahun sebelumnya SMPN 13 Tanjung Kota Bima bakal masuk diprogram sekolah imbas sebagai sekolah model, namun jawaban dari sekolah setempat belum siap. Akan tetapi mudah-mudahan tahun berikutnya (2019, red) bisa menyelesaikan delapan standar indikator, analisis mutu sebagai sekolah model dan SPMI, karena pada program sekolah model akan mendapatkan bantuan yang bersumber dari anggaran pusat, begitupun di program sekolah rujukan hingga ratusan juta rupiah. “Saya harap sekolah yang masuk sebagai sekolah imbas untuk bersaing melaksanakan analisi mutu pendidikan dan delapan standar indikator dimaksud. Bukan berati sekolah lain yang tidak masuk sekolah model, malah protes. Sementara tidak mau menenggok apa saja kekurangan disekolah yang dipimpinnya itu, apakah memenuhi standar atau SPMI.

Misalkan saja, pada kesediaan dan kompetensi kasek harus sesuai berdasarkan ketentuan dan harus berkualifikasi minimal S-1/D-4. Sedangkan SMPN 2 Kota Bima tidak Terakreditasi A karena bahan-bahan administrasinya tertimpah bencana alam (Banjir Bandang) 2016 lalu, tapi sekolah ini (SMPN 2, red) ada upaya untuk mencarikan solusinya, sehingga mendapatkan Akreditasi B. “Salah satu duta SMPN di Kota Bima ini pada penunjukan sebagai sekolah rujukan pada tahun lalu harus menerima kekalahan pada tingkat provinsi, karena pada Bab pembahasan masalah, hanya menceritakan tentang musibah banjir saja, tapi tidak menyampaikan jalan dan solusinya yang dilampiri dengan bukti dan gambar (Dokumentasi),”.

Sehingga diharapkan pada sekolah model dan sekolah rujukan tahun ini yang mewakili Kota Bima di tingkat provinsi nantinya dapat meraih juara, dengan lebih teliti pada Bab III dibagian penunjang. Dimana bagian ini berisi daftar pusaka dan lampiran-lampiran tentang semua data yang dipakai untuk menunjang, antara lain daftar hadir, foto kegiatan, contoh instrumen yang telah diisi, media alat yang digunakan serta hasil best practice (Antara lain bukti dan lain-lain), harapnya. (F-02)